Total Tayangan Halaman

Rabu, 18 Agustus 2010

Contoh Secuil Keajaiban Al Qur'an

Satu fakta tentang alam semesta sebagaimana dinyatakan dalam Al Qur’an adalah bahwa langit terdiri atas tujuh lapis.


 Bumi memiliki seluruh sifat yang diperlukan bagi kehidupan. Salah satunya adalah keberadaan atmosfir, yang berfungsi sebagai lapisan pelindung yang melindungi makhluk hidup. Adalah fakta yang kini telah diterima bahwa atmosfir terdiri dari lapisan-lapisan berbeda yang tersusun secara berlapis, satu di atas yang lain. Persis sebagaimana dipaparkan dalam Al Qur’an, atmosfir terdiri dari tujuh lapisan. Ini pastilah salah satu keajaiban Al Qur’an "Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak menuju langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu." (Al Qur'an, 2:29)

"Kemudian Dia menuju langit, dan langit itu masih merupakan asap. Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya." (Al Qur'an, 41:11-12)

Kata "langit", yang kerap kali muncul di banyak ayat dalam Al Qur’an, digunakan untuk mengacu pada "langit" bumi dan juga keseluruhan alam semesta. Dengan makna kata seperti ini, terlihat bahwa langit bumi atau atmosfer terdiri dari tujuh lapisan.

Saat ini benar-benar diketahui bahwa atmosfir bumi terdiri atas lapisan-lapisan yang berbeda yang saling bertumpukan. Lebih dari itu, persis sebagaimana dinyatakan dalam Al Qur’an, atmosfer terdiri atas tujuh lapisan. Dalam sumber ilmiah, hal tersebut diuraikan sebagai berikut:

Para ilmuwan menemukan bahwa atmosfer terdiri diri beberapa lapisan. Lapisan-lapisan tersebut berbeda dalam ciri-ciri fisik, seperti tekanan dan jenis gasnya. Lapisan atmosfer yang terdekat dengan bumi disebut TROPOSFER. Ia membentuk sekitar 90% dari keseluruhan massa atmosfer. Lapisan di atas troposfer disebut STRATOSFER. LAPISAN OZON adalah bagian dari stratosfer di mana terjadi penyerapan sinar ultraviolet. Lapisan di atas stratosfer disebut MESOSFER. . TERMOSFER berada di atas mesosfer. Gas-gas terionisasi membentuk suatu lapisan dalam termosfer yang disebut IONOSFER. Bagian terluar atmosfer bumi membentang dari sekitar 480 km hingga 960 km. Bagian ini dinamakan EKSOSFER. . (Carolyn Sheets, Robert Gardner, Samuel F. Howe; General Science, Allyn and Bacon Inc. Newton, Massachusetts, 1985, s. 319-322)

Jika kita hitung jumlah lapisan yang dinyatakan dalam sumber ilmiah tersebut, kita ketahui bahwa atmosfer tepat terdiri atas tujuh lapis, seperti dinyatakan dalam ayat tersebut.

1. Troposfer 
2. Stratosfer 
3. Ozonosfer 
4. Mesosfer 
5. Termosfer 
6. Ionosfer 
7. Eksosfer

Keajaiban penting lain dalam hal ini disebutkan dalam surat Fushshilat ayat ke-12, "… Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya." Dengan kata lain, Allah dalam ayat ini menyatakan bahwa Dia memberikan kepada setiap langit tugas atau fungsinya masing-masing. Sebagaimana dapat dipahami, tiap-tiap lapisan atmosfir ini memiliki fungsi penting yang bermanfaat bagi kehidupan umat manusia dan seluruh makhluk hidup lain di Bumi. Setiap lapisan memiliki fungsi khusus, dari pembentukan hujan hingga perlindungan terhadap radiasi sinar-sinar berbahaya; dari pemantulan gelombang radio hingga perlindungan terhadap dampak meteor yang berbahaya.

Salah satu fungsi ini, misalnya, dinyatakan dalam sebuah sumber ilmiah sebagaimana berikut:

Atmosfir bumi memiliki 7 lapisan. Lapisan terendah dinamakan troposfir. Hujan, salju, dan angin hanya terjadi pada troposfir. (http://muttley.ucdavis.edu/Book/Atmosphere/beginner/layers-01.html)

Adalah sebuah keajaiban besar bahwa fakta-fakta ini, yang tak mungkin ditemukan tanpa teknologi canggih abad ke-20, secara jelas dinyatakan oleh Al Qur’an 1.400 tahun yang lalu.

sumber:keajaibanalquran.com

 

[Ajaib] Al Qur’an Yang Tidak Terbakar Dalam Kebakaran Mobil (Plus Photo)

Di antara keyakinan Ahlussunnah wal Jama’ah adalah : Beriman kepada seluruh Kitab yang diturunkan Allah Subhanahu wa ta’ala.

Allah Ta’ala telah menyebutkan secara rinci nama-nama kitab tersebut. Allah Ta’ala menamakan kitab Allah dengan nama Taurat, yaitu (kitab) yang diturunkan kepada Musa, Injil yang diturunkan kepada Isa, Zabur yang diturunkan kepada Daud, dan Al Qur’an yang diturunkan kepada Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Allah menyebutkan Shuhuf Ibrahim dan Musa ‘alaihima jami’an ash shalatu was salam. Maka kita mengimani kitab-kitab ini secara rinci seperti ini sebagaimana Allah menyebutkan kitab-kitab (yang lain) secara global dan tidak menyebutkan satupun di antaranya, maka kita pun juga mengimaninya secara global.

“Katakanlah, “Aku beriman kepada semua Kitab yang diturunkan Allah.” (QS. Asy Syura : 15)

Al Qur’an Al Karim adalah Kitab Suci yang paling akhir

Al Qur’anul karim yang Allah turunkan kepada Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah kitab samawi yang paling akhir. Maka tidak ada lagi kitab suci lagi setelahnya. Al Qur’an adalah penasakh (penghapus) semua kitab yang terdahulu. Seruan Al Qur’an mencakup kedua makhluk mukallaf, manusia dan jin.

Allah berfirman :

“Dan Al Qur’an itu tidak lain hanyalah peringatan bagi seluruh umat.” (QS. Al Qalam : 52)

Menyeluruh dalam semua perkara yang dibutuhkan oleh manusia dalam kehidupan agama dan dunia mereka.

Allah berfirman :

“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kalian agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku ridhai Islam itu sebagai agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaka berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Ma’idah : 3)

al Qur’an adalah Mukjizat

Mukjizat yang tak seorangpun yang mampu mendatangkan semisalnya. Allah berfirman :

“Katakanlah, ‘Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al Qur’an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian lainnya.” (QS. Al Israa’ : 88).

Dan Allah juga berfirman :

“Yang tidak datang kepadanya (Al Qur’an) kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Tuhan Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji.” (QS. Fushshilat : 42)

(Bahasan selengkapnya silakan merujuk ke Buku Aqidah Muslim dalam Timbangan Al Qur’an dan As Sunnah. (Hal 27 – 43, dst). Penerbit : Daarel Salam – 2009)

Di antara mukjizat Al Qur’an ini adalah tidak terbakarnya Al Qur’an dalam sebuah kecelakaan mobil, dimana Al Qur’an tetap utuh meskipun mobil terbakar habis. Lihatlah dalam foto-foto berikut :

Subhanallah…

Jumlah Perusahaan Bangkrut di Amerika Serikat Catat Rekor Tertinggi


NEW YORK-Kepailitan di Amerika serikat mencatatkan tingkat tertinggi sejak tahun 2005, demikian data pemerintah yang dirilis pada hari Selasa. Data yang dirilis Kantor Administrasi Pengadilan AS,  mencatat, jumlah  kebangkrutan dilaporkan sebanyak 422.061 antara April dan Juni, naik 9 persen dari 388.148 pada periode tiga bulan sebelumnya, dan sampai 11 persen dari 381.073 tahun sebelumnya.

Kebangkrutan konsumen meningkat 21 persen menjadi 1,51 juta, dan kebangkrutan usaha meningkat 9 persen per ke angka 59.608.

Publikasi triwulanan melampaui angka 400 ribuuntuk pertama kalinya sejak rekor 667.431 kebangkrutan pada kuartal keempat tahun 2005, ketika Kongres merevisi undang-undang kepailitan federal dan membuat lebih sulit untuk orang-orang dan bisnis mendapatkan status “bangkrut”.

“Kami mengetahui penyebab kebangkrutan terutama hilangnya pekerjaan dan perawatan kesehatan, dengan pembebanan pada  krisis penyitaan,” kata Deborah Thorne, seorang profesor sosiologi di Universitas Ohio. “Rasanya sangat mencemaskan, tapi saya tidak terkejut jumlahnya naik. Sampai kita dapat melaju kembali, menyediakan pekerjaan yang layak dan kemampuan membayar, dan melakukan sesuatu dengan krisis perumahan, maka kebangkrutan akan terus naik.”

Selasa lalu, Federal Reserve AS mengatakan pengangguran yang tinggi,naik pada angka  9,5 persen pada Juli. Di sisi lain, pertumbuhan pendapatan stagnan, harga rumah jatuh, dan kredit yang ketat di tengah kontraksi dalam penyaluran kredit bank merupakan faktor yang berkontribusi pada perlambatan pertumbuhan ekonomi. (republika.co.id, 18/8/2010)

Jubir HTI : Pidato SBY , Tidak Mencerminkan Seorang Presiden

Jakarta,-Pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 16 Agustus lalu terus menuai kritik. Banyak pengamat menilai bahwa pidato tersebut hanya pencitraan dan tidak menyentuh permasalahan utama yang dihadapi rakyat. Bahkan Jurubicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Muhammad Ismail Yusanto menilai SBY itu berpidato tidak seperti layaknya seorang presiden berpidato. Tetapi tidak lebih seperti seorang pengamat yang sedang menyampaikan hasil amatannya.

Ismail mengingatkan bahwa SBY itu seorang presiden. Ia bukan seorang pengamat politik, bukan seorang anggota DPR, juga bukan rakyat biasa. Dia adalah seseorang yang ditangannya ada kewenangan dan kewajiban. Jadi semestinya pidatonya itu mencerminkan seorang presiden.

“Tapi saya melihat pidatonya itu baru mencerminkan dia sebagai seorang pengamat,dia potret masalah-masalah yang ada tetapi tidak terlihat langkah dia sebagai seorang presiden,” ujarnya kepada mediaumat.com, Selasa (17/8) petang di Jakarta.

Dia hanya mengatakan tahu banyak pilkada bermasalah, demokrasi mahal, ada ini ada itu, tetapi apa tindakan dia sebagai seorang presiden? “Saya ingin mengatakan daripada dia berpidato seperti itu lebih baik dia diam tetapi banyak melakukan berbagai hal yang diperlukan oleh rakyat banyak!” tegasnya. Misalnya, menerapkan kebijakan praktis soal gas sehingga rakyat tidak diteror lagi oleh ledakan gas; menstabilkan harga-harga agar tidak naik terus.

SBY pun terlalu membesar-besarkan sesuatu yang kecil. SBY menganggap pluralitas terancam, terorisme mengancam. Coba adakan jajak pendapat, tanya rakyat, apa yang sebenarnya paling menakutkan mereka? Bukan pluralisme dan bukan terorisme. Soalnya terorisme itu mengancam apa? itu hanya klaim dari para pejabat, khususnya dari kepolisian. Setelah bom Rizt Carlton kan tidak ada lagi. Bom itu pun relatif kecil ya. Artinya ada masalah lain yang lebih besar yang luput dari perhatian SBY.

Demoralisasi masyarakat misalnya. Itu lebih bahaya lagi dari terorisme. Banyak masyarakat yang putus asa sehingga bunuh diri. Itu kan harus diketahui akar penyebabnya? Itu semua kan terkait erat dengan kebijakan ekonomi yang berakibat menyengsarakan rakyat, ditambah lagi minimnya edukasi keimanan sehingga membuat rakyat rentan stress dan mengambil jalan pintas dengan bunuh diri.

Jumlah korban bunuh diri ini lebih banyak daripada korban bom. Jadi sebenarnya bahaya mana?”Sehingga saya bependapat, sebagai pengamat pun SBY juga gagal menjadi pengamat yang baik untuk mengidentifikasi masalah negara ini!” ungkapnya.

Minoritas Tindas Mayoritas

Ismail pun menyinggung soal toleransi antar umat beragama. Ketika pelanggaran itu menimpa umat mayoritas dianggap tidak ada masalah tetapi umat minoritas selalu membesar-besarkan masalah yang menimpanya. Padahal kalau ditelisik, sebenarnya kesalahan bermula pada umat minoritas itu sendiri.

Hebohnya Jemaah Kristen HKBP di Bekasi, itu sebenarnya kasus kecil yang dibesar-besarkan. Itukan problem mereka sendiri. Problem administratif sebenarnya. Tetapi seolah-olah dianggap sebagai problem penindasan, agama mayoriyas terhadap minoritas. Mereka tidak memenuhi syarat untuk mendirikan gereja. Tetapi tetap mendirikan tempat ibadah, sehingga kan menjadi ilegal, warga setempat jelas saja tidak terima. Kemudian dibesar-besarkan seakan-akan umat yang mayoritas yang bersalah dan tidak toleransi.

Padahal banyak sekali diskriminasi yang ditimpakan kepada umat Islam. Lihatlah umat Islam di Bali, betapa sulitnya umat Islam mendirikan masjid di sana. Umat Islam tidak boleh adzan. Begitu juga umat Islam di NTT, di Papua, nasibnya juga sama. Tapi itu tidak diekspos, jadi seolah-olah yang dijadikan masalah kerukunan itu ketika ada orang non Muslim itu yang punya masalah, kemudian dicaplah orang Islam sebagai tidak toleran. Tetapi giliran umat Islam yang punya masalah tidak dianggap sebagai problem kerukunan antar umat beragama. “Nah, presiden juga lupa menyinggung masalah ini,” ungkap Ismail.

Itu baru sedikit bermasalah dengan umat Islam, itupan karena kesalahan umat Kristen sendiri yang tidak memenuhi syarat administratif mendirikan gereja. Sudah dihebohkan. Lha umat Islam sendiri malah sudah ditembagi oleh pemerintah! Kasus baru-baru ini saja di Cawang itu kan ditembak, dan polisi tidak tahu siapa mereka yang ditembak. Kalau tidak tahu siapa mereka itu, mengapa ditembak? Kalau sudah tahu mati, mengapa kemudian polisi tidak tahu siapa yang ditembak itu? Itukan sebenarnya masalah. Tapi SBY tidak pernah menyinggung-nyinggung ini. Seolah-olah absah kalau orang ditembak begitu saja, dengan cap teroris kemudian dianggap selesai.

“Intinya SBY itu berpidato tidak seperti layaknya seorang presiden berpidato, mutu pidatonya sangat mengecewakan, dianggap sebagai pengamat pun pengamatannya saja sudah keliru.” pungkasnya.[] joko prasetyo

Tema Pokok Al Qur'an : Studi Atas Karya Fazlurrahman

Oleh : Khoirul Asfiyak

Al Qur’an adalah sebuah kitab yang sempurna, tiada satupun karya gemilang manusia yang mampu menandingi keunggulan dan keistimewaannya. Suatu kitab yang dalam sejarahnya yang panjang belum pernah memiliki daftar ralat sekalipun diterbitkan oleh berbagai penerbit dalam satu negara bahkan oleh berbagai negara yang berbeda. Suatu kitab yang tiada pernah henti-hentinya dibaca, dihafalkan dan dicari penegertian maknanya oleh berjuta-juta orang dari berbagai generasi.




A. Pendahuluan.
Al Qur’an adalah sumber insipirasi yang tiada pernah kering untuk ditimba mutiara hikmah yang tersimpan di dalamnya.Ia dalam pandangan Abdullah Darraz (1960:111) bagaikan intan yang setiap sudutnya memancarkan cahaya yang berbeda dengan apa yang terpancar dari sudut-sudut yang lain yang tidak mustahil jika seseorang mempersilahkan orang lain memandangnya, maka orang itu akan melihat jauh lebih banyak dari apa yang orang pertama itu melihatnya. Makna yang tersimpan dalam redaksi kata-katanya tak pernah berhenti pada satu maksud semata. Sebagaimana ungkapan Muhammad Arkoun ( 1988:182-183) yang menyatakan bahwa al qur’an memberikan kemungkinan-kemungkinan arti yang tak terbatas. Kesan yang diberikan oleh ayat-ayatnya mengenai pemikiran dan penjelasan pada tingkat wujud adalah mutlak. Dengan demikian ayat selalu terbuka ( untuk interpretasi) baru, tidak pernah pasti dan tertutup dalam interpretasi tunggal.
Fazlurrahman sebagai salah seorang penggerak aliran Neo-Modernisme adalah termasuk diantara sekian banyak ulama yang mencoba memahami dan memberikan pemahaman yang berbeda tentang al Qur’an. Lewat karyanya yang berjudul “Major Themes of Qur’an” ini beliau mencoba menawarkan pandangan-pandangan segar dan terkesan amat brillian mengingat kapasitas beliau bukanlah sebagai seorang mufassir. Kitab ini menarik karena penulisnya disamping bukan membidangi persoalan-persoalan tafsir (al qur’an) ia adalah seorang pembaharu dan pemikir islam modern. Sehingga ketika karya ini dibaca, ada nuansa baru yang bisa dipancarkan dari setiap bahasan yang dibuatnya. Mudah-mudahan review sederhana ini bisa menjangkau dan menangkap pesan-pesan sebagaimana maksud buku aslinya.

B. Pokok Isi Buku.
Karya Fazlur rahman yang aslinya berjudul “Major themes of Qur’an” ini terdiri dari Pendahuluan, isi buku dan appendiks I dan II yang sesungguhnya kedua catatan ini tidak ada kaitannya sama sekali dengan tema pokok al Qur’an, kecuali bahwa kedua appendiks tersebut disertakan dalam satu buku semata-mata untuk mendukung dan memperjelas komentar dan uraian-uraian fazlur rahman di dalam mengurai kondisi sosial dan dan setting sejarah yang mewarnai wajah al qur’an.
Al qur’an adalah kitab yang sempurna didalamnya memuat berbagai segi hubungan manusia dengan Tuhannya, hubungan manusia dengan diri dan sesamanya dan hubungan manusia dengan alam disekitarnya. Agaknya tema-tema inilah yang kemudian oleh fazlurrahman digambarkan dalam bukunya dengan lebih memperjelas tema-tema la qur’an itu kedalam 8 (delapan) kategori.
Salah satu dari kedelapan tema yang termuat dalam kandungan al qur’an adalah tentang aspek Tuhan. Fazlurrahman mempertanyakan tentang rasionalitas manusia dalam mengakui setidak-tidaknya mempercayai adanya wujud Tuhan ( hal. 2) Dalam pandangan beliau sesungguhnya al qur’an tidak “membuktikan” adanya Tuhan akan tetapi “menunjukkan” cara untuk mengenal Tuhan, melalui alam semesta yang ada (hal. 15)
Sisi lain kandungan al qur’an adalah manusia sebagai individu, dalam pandangan fazlurrahman asal usul manusia jelas beda dengan mahluk lainnya. Mengingat dalam diri manusia ada unsur ruh yang ditiupkan oleh Allah SWT. Sekalipun demikian ia menyangkal adanya dualisme individual antara jiwa dan raga dalam diri manusia sebagaiman terdapat pada filsafat yunani, agam kristen dan hinduisme ( hal. 26) beliau juga menjelaskan hakikat tujuan diciptakannyamanusia di muka bumi ini yakni sebgai khalifatullah mengemban amnah Allah SWt (28) Sekaligus hambatan dan tantangan yang dihadapinya dalam mengemban misi suci itu. Tantangan terbear manusia dalah syaitan karena ia melambangkan sifat kepicikan (dlaif) dan kesempitan fikir (قطر ) al qur’an tidak henti-hentinya menyebutkan kelemahan ini di dlm bentuk dan konteksyang berbeda. Karena kepicikannya kadang manusia berlaku amat sombong tetapi lekas putus asa. Tidak ada mahluk lain yang dapat menjadi sombong dan berputus asa sedemikian gapangnya seperti manusia (hal. 38-41) Oleh karena itu manusia yang baik harus memiliki keseimbangan yang dalam al qur’an disebut sebagai taqwa. Akar perkataan taqwa adalah waqy, berjaga-jaga atau melindungi diri dari sesuatu dan perkataan taqwa dengan pengertian ini dipergunakan juga dalam al qur’an surat ke-52:27 40:45 76:11 (hal 43)
Selain sebagai individu manusia dalah mahluk sosial, aleh karena itu al qur’an tdak bisa berdiam diri untuk tidak mengatur peri kehdiupannya dalam bermasyarakat. Bahwa tujuan diturunkannya al qur’an adalah menegakkan sebuah tatanan masyarakat yang ethis dan egalitarian , hal ini terlihat di dalam celaannya terhadap disekuilibrum ekonomi dan ketidak adilan sosial dalam masyarakat makkah waktu itu. Pada mulanya celaan itu lebih ditujukan kepada dua aspek yang berkaitan dengan pola hidup bermasyarakat yakni aspek politheisme dan ketimpanbgan sosial ekonomi yang menibulkan dan menyebebakna perpecahan diantara manusia (hal. 55)
Pada level sosial politik al qur’an juga ingin menguatkan unit kekeluargaan paling dasar yang terdiri dari orang tua, anak-anak, kakek,nennek dan masyarakat muslim dengan meniadakan rasa kesukuan. Kesetiaan kepad aorang tua ditegaskan dalam ayat 2:83 4:36 6:151 17:23 (hal61) semenatra dalam rangka melaksankan urusan pemerintahan al qur’an menyuruh kaum muslim untuk menegakkan syura (lembaga konsultatif) Nabi Muhammad SAW sendiri disuruh al qur’an (3:159) untuk memutuskan persoalan-persoalan setelah berkonsultasi dengan pemuka-pemuka masyarakat (hal 63) jika dalam musyawarah terjadi perselisihan dan berakibat peperangan diantara kelompok muslim, al qur’an menyerukan agar diangkat seorang penengah jika salah satu kelompok menolak penengahan ini maka ia harus diperangi (hal. 64) hal ini tidak berarti pemberontakan tidak diijinkan oleh al qur’an. Semua Nabi sesudah nabi Nuh adalah pemberontak terhadap tata nilai masyarakat yang didalamnya tersebar penyelewengandi atas dunia (fasad fil ardl) yang dapat diartikan sebagai keadaan yang menurus kepad apengabaian hukum secara politis, moral, sosial ketika urusan nasional / internasional tidak dapat dikendalikan lagi (hal. 65)
Tema lain yang memenuhi isi al qur’an adalah berita-berit atentang Nabi/rasul dan wahyu. Secar aumum dapat diaktakan bahwa semua rosul dibangkitkan adlah semata-mata menganjurkan pad afaham monotheisme bahwa hanya Allah SWt yang Esa dan yang patut disembah, tuhan-tuhan yang lain adalah palsu belaka (hal.121) menuurt al qur’an sebagai manusia belaka nabi dianggap wajar jika pernah melakukan kesalahansehingga ia harus terus menerus berjuang, jika tidak dapat berbuat demikian maka merka itu tidak dapat menjadi teladan bagi manusia yang lain (hal. 130) Minimal nabi tak pernah ingin menjadi nabi/ mempersiapkan dirinya menjadi seorang nabi, jelas sekali bahwa pwngalaman religius yang terjadi secara tak terduga itulah yang mengantarnya menjadi nabi (hal.132) Predikat kenabian bukan hal yang bagi bagi Nabi Muhammad Saw kadangkal ia dianggap sebgai kahin (52:29) atau penyair (36:69) dan tukang sihir (hal 136-137) yang menarik dalam pandangan fazlurrahman adalah ketika ia berpendapat bukan “malaikat”-lah mahluk yang menyampaikan wahyu kepada nabi Muhammad SAW, al qur’an tidak pernah menyatakan penyampai wahyu itu sebagai malaikat tetapi sebagai ruh/utusan spiritual. Allah SWt pernah menurunkan wahyu kepada malaikat akan tetapi dalm konteks yang berbeda(sebagai semangat orang islam/mu’min untuk berperang melawan musuh Allah SWT (8:12) Nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad SAW tampaknya berhubungan langsung dengan Allah SWT. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Nabi-nabi telah memperoleh manfaat dari ruh Allah SWT (hal.139) barangkali yang dimaksud engan ruh itu adalah kekuatan, kemmapuan /agensi yang berkembang di ahti Muhammad SAW dan jika diperlukan ia dapat berubah menjadi operasi wahyu yang aktual (hal.142)
Sisi lain kandungan al qur’an yang hanya sedikit disinggung adalah proses kejadian alam (kosmolologi/kosmogini) Jika al qur’an hnaya sedikit berbicara tentang kosmologi maka sebaliknya ia seringkali dan berualngkali membuat pernyataan-pernyataan mengenai alam dan fenomena alam yang kadang dikaitkan dengan Allah, dengan manusia atau kadang kedua-duanya. Pernyataan ini membersitkan isyarat tentang kekuasaan dan kebesaran Allah yang tak terhingga dan menyerukan agar manusia beriman kepada-Nya. Alam semesta beserta kekuasaan dan keteraturannya yang tak terjangkau akal ini harus dipandang manusia sebagai pertanda kekuasaan Allah SWT (hal.101) Informasi tentang proses kejadian alam ternyata pararel dengan apa yang disampaikan wahyu, sebagaimana dibuktikan penulis muslim pada abad pertengahan artinya informasi al qur’an tentang proses kejadian alam semesta adalah ilmiah adanya (hal.105) terakhir sekali bahwa alam semesta itu dalam gambaran al qur’an akan mengalami kehancuran di hari kiamat (hal. 114)
Bagian menarik lain dari alqur’an adalah persoalan eskatologis (akhirat) yang secara umum menggambarkan kenikmatan pahala surga dan azab neraka. Ide pokok tentang akhiat adalah munculnya kesadaran unik manusia tentang suatu pengalaman yang tidak pernah dialaminya dimasa-masa yang lalu (hal. 154) akhirat adalah saat kebenaran (hal. 154) dan tujuan akhir kehidupan /akibat jangka panjang dari amal perbuatan manusia diatas dunia ini. Semenatra dunia bukanlah “dunia ini” tetapi ia adalah nilai-nilai yang rendah /keinginan-keinginan rendah yang tampaknya sedemikian menggoda sehingga setiap saat dikejar oleh hampir semua manusia dengan mengurbankan tujuan-tujuan yang lebih mulia dan berjangka panjang( hal. 157) Konsep dasar akhirat sesungguhnya berujud sikap sarkasme al qur’an terhadap pedagang-pedang makkah yang bermegah-megahan dg emas, perak dan barang dagang lainnya.yang ditimbang adalah amal dan bukannya barang-barang tersebut (hal.158) Hanya saja al akhirat ini adalah sebuah ide yang sangat sulit untuk diterima oleh orang-orag mekkah jahiliyyah yang berpandangan sekularisme dengan alasan bahwa nnenek moyang dan leluhur mereka dulunya telah mendengar “kisah-kisah” ini jauh dimasa sebelumnya yang ternyata hal itu hanya khayalan orang-orang zaman dahulu (hal.168)
Menurut al qur’an akhirat adalah penting dengan alasan pertama, moral dan keadilan adalah kualitas untuk menilai amal perbuatan manusia yang itu tidak bisa ditegakkan di alam dunia, kedua, tujuan hidup harus diejlaskan dengan seterang-terangnya dan ap[a tujuan yang sesungguhnya dari kehidupan ini. Ketiga, perbantahan perbedaan pendapat dan konflik anttar manusia mestilah diselesaikan dan tempatnya adalah di hari akhirat nanti.
Adapun tema berikutnya adalah persoalan syaitan dan kejahatan. Fazlurrahman beranggapan bahwa iblis dan syaitan adalah personifikasi yang diruju’ al qur’an untuk mewakili kekuatan jahat yang ada dimuka bumi ini. Sekalipun demikian personifikasi syaitan sebagai aktor kejahatan masih menimbulkan perdebatan (hal. 178 & 189) Perbedaannya adalah bahwa syaitan kemunculannya bersamaan dengan kisah kejadian adam, jadi seusia dengan manusia walaupun sebelumnya telah ada dalam bentuk jin (hal. 181) sementara jin/iblis diciptakan sebelum adanya manusia berdasarkan 15:27 dan 7:12 (hal.180) al qur’an menggambarkan syaitan sebagai pembangkang perintah Allah SWT dan sebagi tandingan manusia, dan bukannya tandingan Allah SWT karena Allah SWT berada diluar jangkauannya. Jadi secara metafisis syaitan tidak sederajat dengan Tuhan, sbg-mana halnya Ahriman yang merupakan tandingan Yazdan dalam agama Zoroaster (hal.181) Dalam pandangan fazlurrahman aktifitas syaitan hanya mampu membingungkan manusia dan memendungi kesadaran-kesadaran batinnya (hal.182) syaitan tidak punya kekuatan akan tetapi kelicikan dan kelicinannya dengan menggunakan tipu daya, siasat membujuk dan berkhianat adalah aktifitas sejati syaitan (hal.183) Jadi kekuatan syaitan bertumpu pada kelemahan manusia (hal.184) Oleh karena itu yang berbahaya bagi manusia bukanlah faktor syaitan ansich/kekuatan syaitan akan tetapi sikap manusia itu sendiri yang tidak mengerahkan kekuatannya untuk melawan bujukan syaitan (hal.185)
Bagian terakhir dari tema-tema al qur’an adalah mulai dibangunnya sendi-sendi masyarakat muslim di Madinah. Keseluruhan bab terakhir ini membahas tentang kritik dan sanggahan beliau terhadap pendapat snouck Hurgronye , Theodore Noldekke, dan Friedrich Schwallly yang menyatakan bahwa risalah kenabian Muhammad SAW hanyalah bikinan muhammad belaka, karena muhammad ketika menyampaikan risalah islam tidak mendapat respon positif baik dari kalangan yahudi maupun nasrani. Respon negatif ini kemudian disikapi Nabi dengan menyatakan bahwa islam itu tidak berasal/ menginduk kepada kebesaran Yahudi ataupun Nasrani akan tetapi kepada Nabi Ibrahim. Satyu hal yang dalam pandangan Snouck dan orientalis pada umumnya adalah tindakan apologi belaka.

C. METODOLOGI

Buku yang ditulis oleh Fazlurrahman ini dalam ranah metodologi penelitian termasuk jenis penelitian non eksperimental yang jika dilihat dari segi tujuan dan sifat penelitiannya termasuk jenis penelitian deskriptip-kualitatif. Dengan asumsi bahwa di dalam karyanya itu Rahman sama sekali tidak menggunakan angka-angka statistik dan penarikan sampel/populasi terhadap obyek kajiannya. Sifat kajiannya yang bertujuan untuk menjelaskan (verstehen) menjadi indikator utama bahwa karya rahman ini identik dengan model-model penelitian kualitatif. Sekalipun sebenarnya dalam pandangan Karl Popper Verstehen ditolak dengan tegas sebagai metode ilmiahkarena tidak menghasilkan hipotesis yang dapat diverifikasi (Saidi, 2004:54)
Obyek kajian berupa teks dan konteks yang kemudian diposisikan sebagai data , baik berupa ayat maupun keseluruhan surat yang ada dalam al Qur’an.
Adapun pendekatan yang digunakan Rahman setidak-tidaknya meliputi hal-hal berikut ini
a. Studi Historis kritis, yakni metode yang beliau gunakan untuk mengkaji sebab dan akibat dalam sejarah sebuah institusi , pemikiran dan cara tindakan keagamaan. Dalam bahasa Jacques Waardenburgh (1999:477) suatu obyek pemikiran akan dapat tampil jika ia ditempatkan , difahami dan dijelaskan bersama-sama dengan keseluruhan sejarah sosial dan kultural dari masyarakat bersangkutan. Dalam kajian sejarah peneliti tidak mungkin bisa memahami dan memberikan interpretasi yang kritis jika tidak ada interes dari sang peneliti. Peneliti harus melibatkan diri dalam dialog masa lalu, dg catatan masa lalu yang bukan merupakan bagian dari sejarahnya sendiri. (Wach,1999:276)
b. Studi Kontekstual, pendekatan yang digunakan oleh Rahman dalam rangka mengkondisikan agama dalam konteks sosial, politik dan lain-lain, yang kemudian beliau menjelaskan situasi-situasi dan perkembangan religius tertentu yang muncul dari konteks ini. Sebagain mufassir seperti sayyid Qutb beranggapan bahwa penafsiran al qur’an tidak bisa dibatasi hanya pada masa turun nya saja dan tidak menjadikan arti dan petunjuknya hanya khusus pada kaum tertentu, atau masa dan tempat tertentu saja. Akan tetapi petunjuk dan arti ayat-ayat al qur’an itu sebenarnya universal dan aktual pada setiap masa dan tempat, kecuakli jika ada dalil yang menentukan ayat-ayta tersebut hanya khusus pad awaktu dan tempat tertentu.(al Khalidy, 1995::156)
c. Studi Hermeneutis, yakni pendekatan yang digunakan terhadap makna dari data-data (dalam hal ini berupa teks-teks keagamaan ) dan interpretasi yang dilakukan oleh pengikut agama tersebut dengan melihat kondisi, konteks ketika teks itu muncul dan pendekatan dari segi filologinya. Sebab seringkali karya para ahli sejarah didasarkan pada penelitian arkeologis-filologis yang telah dilakukan sebelumnya, dengan pengkajian yang cermat terhadap berbagai bahan dan bukti-bukti kesusasteraan masa lalu maka pemahaman mengenai bentuk masa lalu dapat direkonstruksikan. (Wach,1999:280) Ciri utama pendekatan Hermeneutik yang mengandalkan verstehen ini antara lain , pertamabahwa metode sosial adalah metode paling cocok untuk menghasilkan pengetahuan interpretatif berdasarkan pada verstehen, yang merupakan cara pengembangan pengethauan yang memanfaatkan kemampuan manusia menempatkan diri dalam situasi dan kondisi orang lain, dengan tujuan memahami fikiran, perasaan, cita-cita dorongan dan kemauannya. Kedua, ilmu sosial bersifat hermeneutik yaitu memberikan pemahaman(understanding) yang bersifat menyeluruh (Comprehensive) dan mendalam (in depth) tentang gejala yang menjadi obyek studinya (Saidi, 2004:47-48)
d. Pendekatan Fenomenologis, yakni pendekatan yang digunakan (oleh Rahman) dalam memahami pemikiran, perilaku dan bentuk lembaga keagamaan tanpa mengikuti salah satu teori filsafat, teologi, metafisik/psikologi atau yang lainnya (King, 1999:282). Rahman memulai kajiannya tidak menyandarkan diri pada teori sosial apapun yang telah baku, akan tetapi beliau menggunakan daya dan kemampuannya sendiri di dalam mengkaji sisi teks dan konteks al Qur’an. Metode fenomenologi yang digagas oleh Edmund Hussler ini menggunakan dua cara utama yakni : Epoche: penangguhan sementara penilaian tentang kebenaran sebuah obyek, dan Eidetic Vision: yakni upaya kajian terhadap essensi obyek tersebut. Dalam kata pengantarnya Rahman menulis buku ini adalah untuk membantah dan mengkoreksi pendapat orientalis sekaligus memberikan corak pemahaman baru tentang al qur’an. Tujuan Rahman ini sesungguhnya sesuai dengan maksud yang terkandung dalam pendekatan fenomelogis. Seperti yang diungkapkan oleh Ursula King (1999: 368) bahwa pendekatan fenomenologis memiliki tujuan untuk mempertajam pandangan terhadap hakikat khusus dari agama dan fungsinya dalam kehidupan sosial dan kultural, Juga membantu sejarawan untuk mencapai akhir sejati dari kajiannya berupa klarifikasi makna dan fenomena keagamaan.
Berkaitan dengan sumber dan metode pengumpulan datanya, jelas bahwa sumber utama data yang digunakan Rahman dalam kajiannya adalah al qur’anul kariim. Al Qur’an digunakan sebagai data Primer sementara pendapat sarjana terutama orientalis yang juga digunakan rahman dalam bukunya ini masuk dalam kategori data sekunder. Adapun untuk pengumpulan datanya oleh karena karyanya ini termasuk jenis penelitian kualitatif, maka proses pengumpulan datanya selalu diiringi dengan kegiatan analisa data.
Berkaitan dengan analisa data , metode analisa data yang beliau lakukan adalah dengan metode analisis isi (content analysis). Dalam pandangan Klaus Krippendorff (1993:71) data dalam analisis isi biasanya berupa data simbolik yang rumit dalam sebuah bahasa asli, catatan pribadi, karya sastra, teater, drama televisi, iklan, film, pidato, dokumen historis, interaksi kelompok, (bahkan) wawanacara dan bunyi dapat dianalisis dalam bentuk orisinalnya. Bagi sejarawan pembacaan terhadap dokumen-dokumen harus ditempatkan dalam konteks historisnya yang tepat. Dengan menggambarkan konteksnya kesenjangan dalam detail yang relevan terjembatani dengan penarikan inferensi dari berbagai informasi ( Krippendorff,1993:21)
Melihat tema-tema al qur’an sebagaimana yang digagas Fazlurrahman dalam bukunya ini, maka dapat disimpulkan bahwa kalsifikasi analisa isi yang beliau lakukan termasuk analisis isi semantik. Menurut Jenis, seperti yang dikutip oleh Krippendorff(1993:36) analisis isi semantik adalah analisa penunjukkan (Designation) yang menggambarkan frekuensi seberapa sering obyek tertentu (orang, benda, malaikat, kelompok, konsep dll) dirujuk. Analisis isi ini kadang disebut dengan istilah anaisis pokok bahasan ( Analysis Subject Matter). Di dalam sebuah analisis isi tujuan atau target penelitian harus dinyatakan secara jelas (Krippendorff,1993:25) Rahman sendiri telah menjelaskan tujuan dari penulisan karyanya ini sebagaimana beliau paparkan dalam kata pengantarnya.
Dalam rangka memperoleh kesahihan data (Validasi data) metode yang ditempuh Rahman dengan menggunakan informasi sumber data itu sendiri. Artinya tekhnik Triangulasinya dengan mengkomparasikan hasil penelitiannya dengan bunyi teks al qur’an. Keseluruhan tema al qur’an yang dibahas/ditulis Rahman senantiasa menggunakan al qur’an (ayat) sebagai penjelas tema tersebut. Seolah-olah rahman mengajak kita untuk membiarkan al qur’an berbicara dengan dan tentang dirinya sendiri . hal ini senada dengan apa yang diajarkan oleh ali ibn abi Thalib ketika beliau berkata :” استنطق القران” (Shihab,1999:14) Ulama kontemporer lain yang menyusun tafsirnya dengan menggunakan ayat yang lain sebagai sumber rujukannya adalah Syeikh Abdul Hamid al Farahi al Hindi yang menyusun kitab dengan judul:” Nizdam al Qur’an:Ta’wil al Furqan bil Furqan” . Metode Sayyid Qutb kadang mencoba membandingkan antara satu surat/ayat dengan surat/ayat lain untuk menjelaskan tentang adanya kesatuan surat-surat al qur’an. Dengan kata lain Sayyid Qutb beranggapan bahwa al qur’an adalah satu kesatuan yang saling bertautan yang sebagiannya menjelaskan sebagian yang lain.(al Khalidy,1995:143,149-150)
D. Pendapat Penulis.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan hal-hal berikut ini:
1. bahwa metode kajian al qur’an yang ditempuh oleh fazlurrahman memang agak baru (pada zamannya) sekalipun bibit-bibit/usaha awal dengan metode serupa sudah pernah dilakukan oleh ulama sebelumnya.
2. Pendekatan kajian al qur’an dengan cara tematik, memang lebih menarik disamping juga memperkaya dan menambah ketajamn makna yang dikandung oleh sebuah ayat/surat dalam sebuah tema yang sama. Kajian yang demikian semakin menjadikan pesan/makna al qur’an jadi utuh (holistik) dan tidak terpecah-pecah (parsial)
3. Pemiloihan tema al qur’an ke dalam 8 kategori itu patut dipertanyakan , atas dasar pemikiran/argumentasi apa al qur’an sebenarnya memuat kedelapan tema tersebut? Apakah didukung oleh data statistik? Prosentase jumlah ayat? Ataukah atas selera fazlurrhamna semata?
4. Fazlurrahman sama sekali tidak memasukkkan al Hukm (fiqh) sebagai bagian dari tema al qur’an padahal ia adalah bagian integral dari al qur’an yang sangat substansial. Nampaknya kriteria yang digunakan Rahman dalam menentukan tema-tema al qur’an lebih melihat kepada subyek dan hubungan antar subyek (seperti Tuhan, manusia Malaikat, Jin Iblis, Syaitan dan hubungan yang terjalin diantara subyek-subyek tersebut), Sementara obyek hukum (dan yang lain-lainnya) sama sekali tidak mendapat perhatian serius oleh fazlurrahman.
5. Pemilihan subyek / pelaku sebagai faktor utamauntuk menentukan tema-tema al qur’an pada gilirannya mengakibatkan pembahasan yang tumpang tindih dan tidak fokus. Tema kedua, ketiga dan kedelapan sesungguhnya bisa dikategorikan dalam satu tema besar yang tidak perlu dipisah-pisahkan. Pemisahan bisa dilakukan dalam uraian /pembahasan tema sentral tersebut, umpamanya dengan menggunakan judul manusia mahluk bidimensional.
6. Keseluruhan tema al qur’an dibahas secara tajam, mendalam dan bagus, kecuali pada tema kedelapan. Di sini Rahman kehilangan moment emasnya, karena fokus kajian adalah lahirnya masyarakat muslim akan tetapi di dalamnya justru dibentangkan panujang lebar perdebatan tentang entitas agama islam yang bukan merupakan unsur yahudi dan nasrani melainkan turunan dari nabi Ibrahim as.
7. Adalah benar pernyataan Rahman yang mengatakan bahwa al qur’an tidak membuktikan adanya Tuhan akan tetapi menunjukkan cara untuk mengenal Tuhan. Filsuf Kontemporer Prancis Roger Garaudy (1982:146) mengatakan bahwa dalam al qur’an Tuhan tidak menunjukkan diri-Nya akan tetapi hanya menunjukkan sabdaNya dan hukumNya.
8. Rahman beranggapan bahwa manusia bukanlah mahluk yang terdiri atas jiwa dan raga (hal. 26) pendapat beliau jelas secara diametral bertentangan dengan mayoritas kelompok filsuf baik Muslim maupun filsuf Yunani pada umumnya. Berbeda halnya dengan Ali Syari’aty (1982:90) beliau mengatakan bahwa manusia adalah gabungan lumpur (materi) dan Ruh Allah (Immateri). Ia adalah zat yang bidimensional, mahluk yang bersifat ganda , berbeda dengan mahluk-mahluk lainnya yang unidimensional.
9. Hal menarik lainnya adalah ketika Rahman mengatakan bahwa al qur’an diturunkan dengan mengambil setting kondisi masyarakat jahiliyyah yang cenderung timpang baik secara sosial maupun ekonomi.

KEAJAIBAN AL QUR’AN OLEH PROF. HARUN YAHYA

Sebelumnya telah kita bahas bahwa mukjizat terbesar 

yang dikaruniakan kepada Nabi SAW adalah Al Qur'an. 

Al Qur'an diwahyukan kepada umat manusia 1.400 tahun yang lalu, namun ada beberapa kenyataan 

yang diwahyukan dalam Al Qur'an yang maknanya hanya bisa kita buktikan baru-baru ini.




Dari planet-planet hingga bintang-bintang, manusia hingga hewan, 
Allah menciptakan segalanya di alam semesta. Allah telah mengetahui
segalanya yang belum kita temukan hingga sekarang dan Dia memberi
tahu kita tentang beberapa di antaranya dalam Al Qur'an. Kita hanya 
bisa mengetahuinya jika Allah menghendakinya, sehingga kita tahu 
bahwa ini adalah mukjizat dari Allah.



Al Qur'an berisi banyak keajaiban ilmu pengetahuan. 
Di sini, kita akan membahas beberapa di antara mukjizat Al Qur'an. 
(Untuk informasi lebih lanjut kalian bisa membaca buku Keajaiban 
Al Qur'an.)


Bagaimana Alam Semesta Tercipta


Asal mula alam semesta digambarkan dalam Al Qur'an 
dengan ayat-ayat berikut dan dalam banyak ayat lainnya:


Dia-lah Yang memulai penciptaan langit dan bumi... 
(QS Al-An’aam: 101)



Dalam bagian pertama buku ini, kita telah membahas 
secara terperinci bagaimana alam semesta terjadi dari belum ada 
sama sekali pada 15 miliar tahun yang lalu. Dengan kata lain, alam 
semesta tiba-tiba muncul dari ketiadaan.



Hanya ilmu pengetahuan di abad kedua puluh yang bisa membuat kita 
menemukan bukti-bukti ilmiah tentang peristiwa besar ini. Oleh sebab 
itu, mustahil mengetahuinya 1.400 tahun yang lalu (pada saat Nabi 
SAW hidup). Akan tetapi, ini justru telah disebutkan dalam ayat 
tadi, Allah memberi tahu kita kenyataan ini ketika Al Qur'an diwahyukan. 
Inilah keajaiban Al Qur'an dan salah satu bukti bahwa Al Qur'an 
adalah perkataan Allah.



Garis Edar


Mungkin banyak di antara kalian yang tahu bahwa bumi 
kita dan planet-planet lainnya memiliki garis edar. Memang, tidak 
hanya planet-planet di Tata Surya kita saja yang memiliki garis 
edar, tetapi juga semua benda-benda langit di alam semesta memiliki
garis-garis edarnya sendiri. Jadi, semua benda langit bergerak pada 
jalur-jalur yang telah ditentukan dengan sangat tepat. Inilah bukti 
ilmiah yang baru diketahui oleh para ilmuwan baru-baru ini, tetapi 
telah diwahyukan dalam Al Qur'an 1.400 tahun yang lalu.


Dan Dia-lah Yang telah menciptakan malam dan siang, 
matahari dan bulan. Masing-masingnya beredar di dalam garis edarnya. 
(QS Al-Anbiya: 33)



Seperti kalian baca dalam ayat ini, Allah memberi 
tahu kita tentang kenyataan ilmiah yang baru saja ditemukan belum 
lama ini. Pada saat Al Qur'an diwahyukan, orang-orang tidak tahu 
bahwa benda-benda langit bergerak dalam garis-garis edar yang tetap. 
Tetapi Allah mengetahui segalanya dan memberi tahu apa yang dikehendaki-Nya 
kepada hamba-Nya.



Lautan yang Tidak Saling Bercampur


Salah satu sifat lautan yang baru saja ditemukan ilmuwan 
telah diwahyukan dalam satu ayat Al Qur'an sebagai berikut:


Dia membiarkan dua lautan mengalir, yang keduanya 
bertemu, (tetapi) di antara keduanya ada batas yang tidak bisa dilewati 
oleh masing-masingnya. (QS Ar-Rahman: 19-20)


Sifat lautan ini, yaitu saling bertemu, tetapi tidak 
saling bercampur sama sekali, baru saja ditemukan oleh ahli lautan. 
Karena gaya fisika yang disebut dengan “tegangan permukaan”, 
perairan di lautan yang saling berdekatan tidak akan bercampur. 
Karena disebabkan oleh perbedaan kekentalan air tersebut, tegangan 
permukaan mencegah kedua lautan tersebut saling bercampur, seolah 
ada dinding tipis di antara mereka.




Yang menarik, di masa ketika manusia tidak mempunyai pengetahuan
fisika, tegangan permukaan atau ahli lautan, pengetahuan ini telah 
diwahyukan di dalam Al Qur'an.


Bentuk Bumi yang Bulat


Pengetahuan 
astronomi (ilmu tentang benda langit) pada saat Al Qur'an diwahyukan 
memandang dunia dengan cara berbeda. Beberapa orang menganggap bahwa 
bumi ini datar, meskipun ada yang menganggap sebaliknya. Tetapi 
kenyataan bahwa bumi itu bulat tidaklah diketahui oleh semua orang. 
Akan tetapi, dari ayat Al Qur'an bisa dipahami secara tidak langsung, 
bahwa bentuk bumi adalah bulat. Ayat yang sesuai tentang ini berbunyi:


Dia menciptakan langit dan bumi dengan tujuan 
yang benar. Dia menutupkan (takwir) malam atas siang dan menutupkan 
(takwir) siang atas malam… (QS Az-Zumar: 5)


Kata berbahasa Arab ”takwir” diterjemahkan 
dengan ”menutupkan” dalam ayat di atas. Dalam Bahasa 
Indonesia, kata ini berarti melilitkan sesuatu pada benda lain, 
hingga terlipat seperti kain yang digulung”. Siang dan malam 
yang saling melilit ini hanya bisa terjadi jika bumi itu bulat. 
Tetapi, seperti disebutkan di atas, orang-orang Arab yang hidup 
1.400 tahun yang lalu beranggapan bahwa bumi itu datar. Ini berarti 
bahwa bulatnya bumi diberitahukan secara tidak langsung dalam Al 
Qur'an, yang diwahyukan pada abad ketujuh. Hal ini karena Allah 
mengajarkan kebenaran kepada umat manusia. Persoalan ini, yang disebutkan 
dalam kitab yang diwahyukan oleh Allah, baru diperjelas dalam abad-abad 
setelahnya oleh para ilmuwan.




Karena Al Qur'an adalah perkataan Allah, perkataan yang paling benarlah 
yang digunakan untuk menggambarkan alam semesta. Mustahil seorang 
manusia mengetahui dan bisa memilih kata-kata tersebut. Karena Allah-lah 
yang mengetahui segalanya, Dia bisa menyampaikan kenyataan ini kepada 
manusia kapan pun Dia kehendaki.


Sidik Jari


Ketika 
Al Qur'an menyatakan bahwa adalah mudah bagi Allah untuk menghidupkan 
manusia kembali setelah mati, Allah menyuruh kita untuk memperhatikan 
sidik jari manusia.


Apakah manusia mengira bahwa 
Kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang belulangnya? Sekali-kali 
tidak, sungguh Kami berkuasa menyusun (kembali) setiap ujung jemarinya 
dengan sempurna. (QS Al-Qiyamah: 3-4)


Menghidupkan kembali tubuh manusia yang telah hancur 
membusuk adalah sangat mudah bagi Allah. Sekarang, perhatikanlah 
sidik jarimu. Sidik jari semua orang berbeda satu sama lain. Jika 
kalian punya saudara kembar, sidik jari mereka juga berbeda. Setiap 
orang yang hidup atau yang pernah hidup di dunia ini mempunyai bentuk 
sidik jari yang berbeda. Itulah mengapa sidik jari itu sama khasnya 
dengan identitas seorang manusia.




Allah Yang Maha Kuasa bisa menciptakan kita kembali, hingga perincian 
terkecilnya. Di sini, kita perlu mencamkan bahwa pentingnya sidik 
jari dan bahwa setiap orang memiliki sidik jari yang khas dimilikinya 
baru ditemukan di abad kesembilan belas. Tetapi Allah telah menyuruh 
kita memperhatikan ujung-ujung jari kita pada 1.400 tahun yang lalu 
dalam Al Qur'an. 



Ada beberapa persoalan lain yang secara ajaib diterangkan dalam 
Al Qur'an. Kita hanya akan membahas beberapa di antaranya di sini. 
Namun semua ini sudah cukup untuk menjelaskan bahwa Al Qur'an adalah 
perkataan Allah. (Untuk informasi lebih lanjut, kalian bisa membaca 
buku Keajaiban Al Qur'an karya Harun Yahya.)



Allah memberi tahu kita tentang hal berikut mengenai Al Qur'an: 


Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur'an? 
Seandainya Al Qur'an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka 
akan menemukan pertentangan yang banyak di dalammya. (QS An-Nisaa’: 
82)



Seperti telah dijelaskan dalam ayat di atas, Al Qur'an 
memberikan informasi yang akurat. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan, 
semakin banyak keajaiban yang diterangkan di dalam Al Qur'an yang 
terungkap. Keajaiban-keajaiban Al Qur'an ini membuktikan bahwa Al 
Qur'an adalah wahyu dari Allah. Di sini, adalah kewajiban kita untuk 
mempelajari dan mengamalkan perintah-perintah Al Qur'an secara seksama.



Allah memerintahkan kita untuk berpegang teguh pada Al Qur'an dalam 
banyak ayat. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:


Dan Al Qur'an itu adalah kitab yang Kami turunkan, 
yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kalian diberi 
rahmat. (QS Al-An’aam: 155)



…adalah suatu peringatan, maka barangsiapa yang menghendaki, 
tentulah ia memperhatikannya. (QS ‘Abasa: 11-12)



 

 

Relativitas Waktu


Kini, relativitas waktu adalah fakta yang terbukti secara ilmiah. Hal ini telah diungkapkan melalui teori relativitas waktu Einstein di tahun-tahun awal abad ke-20. Sebelumnya, manusia belumlah mengetahui bahwa waktu adalah sebuah konsep yang relatif, dan waktu dapat berubah tergantung keadaannya. Ilmuwan besar, Albert Einstein, secara terbuka membuktikan fakta ini dengan teori relativitas. Ia menjelaskan bahwa waktu ditentukan oleh massa dan kecepatan. Dalam sejarah manusia, tak seorang pun mampu mengungkapkan fakta ini dengan jelas sebelumnya.

Tapi ada perkecualian; Al Qur'an telah berisi informasi tentang waktu yang bersifat relatif! Sejumlah ayat yang mengulas hal ini berbunyi:

"Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu menurut perhitunganmu." (Al Qur'an, 22:47)

"Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu." (Al Qur'an, 32:5)

"Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun." (Al Qur'an, 70:4)

Dalam sejumlah ayat disebutkan bahwa manusia merasakan waktu secara berbeda, dan bahwa terkadang manusia dapat merasakan waktu sangat singkat sebagai sesuatu yang lama:

"Allah bertanya: 'Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?' Mereka menjawab: 'Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung.' Allah berfirman: 'Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui'." (Al Qur'an, 23:122-114)

Fakta bahwa relativitas waktu disebutkan dengan sangat jelas dalam Al Qur'an, yang mulai diturunkan pada tahun 610 M, adalah bukti lain bahwa Al Qur'an adalah Kitab Suci.

Banner Dukungan SMS Donasi Untuk Palestina


Banner Dukungan SMS Donasi untuk Palestina

(125×125 pixels)

SMS Donasi dan Pasang Banner Dukungan Untuk Palestina!

SMS Donasi dan Pasang Banner Dukungan Untuk Palestina!

Banner Dukungan SMS Donasi untuk Palestina

(200×200 pixels)

SMS Donasi dan Pasang Banner Dukungan Untuk Palestina!

SMS Donasi dan Pasang Banner Dukungan Untuk Palestina!

Banner Dukungan SMS Donasi untuk Palestina

(250×250 pixels)

SMS Donasi dan Pasang Banner Dukungan Untuk Palestina!

SMS Donasi dan Pasang Banner Dukungan Untuk Palestina!

Banner Dukungan SMS Donasi untuk Palestina

(300×300 pixels)

SMS Donasi dan Pasang Banner Dukungan Untuk Palestina!

SMS Donasi dan Pasang Banner Dukungan Untuk Palestina!

Banner Dukungan SMS Donasi untuk Palestina

(468×60 pixels)

SMS Donasi dan Pasang Banner Dukungan Untuk Palestina!

SMS Donasi dan Pasang Banner Dukungan Untuk Palestina!

Selain memasang banner dan donasi via SMS untuk Palestina dengan mengetik MERC PEDULI kirim ke 7505 (tarif Rp.6.600/sms), Anda bisa mendukung misi kemanusiaan MER-C ke Palestina dengan menyalurkan bantuan untuk rakyat Palestina ke:

BCA cab Kwitang: No. Rek. 686.0153678

BSM cab. Kramat: No. Rek. 009.0121.773

(a.n. Medical Emergency Rescue Committee)

BMI cab. Arthaloka: No. Rek. 301.00521.15 (a.n. MER-C)

Jumat, 13 Agustus 2010

Power Balance Murah

Power Balance Murah

August 13th, 2010

Sedia gelang dan kalung Power Balance original made in China Lisensi USA dengan harga hanya 185 ribu (gelang) dan 235 ribu (kalung) setiap pembelian 10 pcs disc 10% (harga termasuk ongkos kirim ke seluruh wil Indonesia Barat dan Tengah). Wil Indonesia Timur tambah ongkos kirim, disesuaikan. Hub: Anton 0856 9334 8160

By : Aribowo
Site : http://www.atmrupiah.mcuon.com